Rabu, 10 Juni 2020

Dari Blok Cepu Lahirlah Penulis Ternama

Blok Cepu mendengar kata itu kita akan teringat bahwa daerah tersebut merupakan ladang minyak dan gas bumi yang ada di Pulau Jawa.  Blok Cepu meliputi wilayah Kabupaten  Bojonegoro - Jawa Timur, Kabupaten Blora - Jawa Tengah, dan Kabupaten Tuban - Jawa Timur. Dari salah satu wilayah tesebut yaitu Bojonegoro lahirlah seorang penulis ternama yaitu  Emi Sudarwati.

Emi Sudarwati  selain menjadi Guru  Bahasa Jawa SMPN 1 Baureno Bojonegoro, Jawa Timur juga sebagi Pegiat Literasi Guru dan Siswa Indonesia.  Namanya tertulis di dalam lebih dari 460 buku ber-ISBN.  Pada tahun 2013.  Ia bergabung dengan sebuah kelompok penulis di Bojonegoro.  Namanya PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro).  Di sana ia  banyak berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis senior.  Seperti : JFX. Hoery (Padangan-Bojonegoro),  Sunaryata Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG (Pemred  Radar Bojonegoro-waktu itu), dan masih banyak lagi yang lainnya. Dari orang-orang hebat di dunia tulis-menulis itu, akhirnya ia mendapatkan pencerahan bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN (Internsional Standart Book Nomber).

Pada awal tahun 2014 ini terbitlah Kumpulan Cerkak karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno dengan judul buku LUNG.  Pada penghujung tahun 2014 ia kembali bekerja sama dengan PSJB. Ia menerbitkan buku karyanya dan siswa SMPN 1 Baureno.  Tidak berhenti sampai di situ.  Karya-karya ini juga mendapat sambutan baik dari kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, bahkan Bupati Bojonegoro saat itu.

Sampai-sampai Emi  dan siswanya didatangi oleh salah satu wartawan radar Bojonegoro untuk wawancara.  Alhasil, besuknya tayang di surat kabar harian radar Bojonegoro yang sangat terkenal itu.  Dari sana,  semua penasaran dengan buku karya siswa tersebut.  Sehingga Toko Buku Nusantara Bojonegoro banyak diserbu pembeli buku.  Semua ingin membaca dan belajar menulis, serta menerbitkan buku.

Buku karya Emi Sudarwati dan siswa SMPN 1 Baureno  menjadi inspirasi bagi banyak sekolah.  Bukan hanya di Bojonegoro, namun juga di kabupaten lain.  Sehingga sering diwawancara wartawan berbagai media,  baik cetak maupun on line.  Akhirnya ia bisa tampil di berbagai media tanpa harus membayar sepeserpun.

Pada tahun 2016, Emi ditugaskan mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro.  Sebenarnya saat itu sudah untuk yang ke dua kalinya.  Karena banyak guru menolak mengikuti seleksi tersebut, akhirnya ia ditugaskan lagi.  Ternyata tidak sia-sia, ia bisa menduduki juara ke tiga dari tiga puluhan peserta.

Pada tahun yang sama, Emi kembali mengirimkan karya inobel.  Kali ini bukan atas inisiatif  kepala sekolah, tetapi keinginannya sendiri.  Karena pengalaman tahun 2015 lalu begitu menginspirasi.  Kali ini bukan karya baru.  Namun karya lama yang diedit, dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri.  Alhasil, mendapat juara 1 inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal).

Tidak lama seusai lomba,  Emi mendapat panggilan untuk short Course di Negeri Belanda.  Belajar sistem pendidikan di negri kaum penjajah yang super maju itu.  Berkunjung ke dua universitas terbaik, yaitu Windesheim dan Leiden.  Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik, yaitu Van Der Capellen dan lain-lain.  Bukan hanya itu, semua peserta diajak berwisata ke Volendam, menyusuri Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia.

Sepulang dari Belanda, Emi masih juga mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali. Lagi-lagi, di samping belajar ia juga bisa berwisata keliling kota terindah di negeri ini.  Kali ini, ia dan peserta lain mendapat materi merubah naskah inobel menjadi jurnal.  Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah tersebut akan dimuat dalam jurnal berkelas nasional.  Nama jurnalnya adalah DEDAKTIKA.

Tahun 2017 tidaklah  berhenti sampai di situ.  Beberapa bulan berikutnya Emi diundang untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam.  Tidak ingin melewatkan kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu Singapura.  Sehari di Kota Lion, ia melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura.

“Bukan aji mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan baik.  Kapan lagi seorang guru bisa jalan-jalan ke Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan baik tersebut. Kebetulan juga bertepatan dengan liburan sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah,” kata Emi walaupun lewat WAG dalam pelatihan menulis.

Pasca menyandang predikat juara I inobelnas,  Emi belum boleh lagi mengikuti lomba yang sama.  Tentu dalam waktu yang belum bisa diprediksi.  Oleh karena itu,  Ia tidak ingin kesepian.  Lalu ia mengajak teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu buku.  Ia menyebutnya dengan istilah Patungan Buku Inspiratif.

Bukan hanya karya yang bersifat ilmiah.  Namun, dalam grup tersebut juga menerbitkan kumpulan cerita inspiratif,  berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi, kumpulan pantun dan masih banyak lagi buku-buku lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, bahkan bukan hanya menerbitkan buku-buku patungan.  Namun,  saat ini lebih banyak menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia).

Tahun 2018 Emi telah melahikan ratusan buku lahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif.  Karena sejak tahun 2018 ini ia lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup dirubah yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI).  Akhirnya, Ia mendapatkan beberapa undangan dari daerah-daerah lain misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain. 

Akhirnya Emi berinisiatif, hanya menerima undangan sebagai nara sumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore. Sedang di Bojonegoro sendiri, Emi aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru (PBG).  Setiap saat ia harus siap menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan.  Juga sebagai juri dalam lomba-lomba guru.  Tempatnya bisa di PBG pusat atau di PBG kecamatan.

Selain di PBG Emi juga aktif di PGRI.  Yaitu sebagai juri lomba guru menulis dan pelatihan meulis buku.  Memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif dalam menulis. 

Menghimbau agar guru-guru lebih sering mengirimkan hasil karya ke media.  Prinsip Emi yaitu jangan berharap sekali kirim pasti tayang atau dimuat.  Namun harus bersabar, terus-menerus mengirim naskah.  Lama kelamaan pasti dimuat juga. Bukan karena penerbit merasa kasihan, tapi memang pengalaman meulis itu sangat diperlukan.  Dengan terus-menerus mengirim naskah, berarti sudah terus menerus belajar menulis pula.  Dari proses tersebut kita belajar.  Belajar meminimalisasi kesalahan.

Tahun 2019 Emi mengawali terbitnya buku  Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku.  Karya ini ditulis berdua dengan suami.  Selanjutnya, di tahun yang sama. Ia  ingin menerbitkan dua buku tunggal dan beberapa buku patungan.  Buku tunggal yang pertama berbahasa Jawa, yaitu Pengalaman Selama Haji dan Umrah.  Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah Menulis dan Menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia.

Adapun untuk patungan, Emi menulis bersama siswa SMPN 1 Baureno dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif.  Ia juga menulis bersama Penerbit Pustaka Ilalang. Saat ini Emi konsentrasi mengelola TBM Kinanthi. Untuk penerbitan buku, Ia kerja sama dengan Majas Grup (Penerbit Majas, Dwi Putra Jawa, dan Praktek Mandiri).

Jadi menjadi penulis yang sukses itu membutuhkan perjuangan. Tidak mengenal putus asa. Harus aktif, kreatif dan inovatif. Jangan takut gagal. Dengan tulisan itu, kita akan dikenang sepanjang masa. Semoga**

 

                                                            *resume by esti sukapsih*

 


3 komentar:

  1. Manusia mati meninggalkan karya, betul betul betul

    BalasHapus
  2. Senangnya membaca resume bunda yg luwes bahasanya dan lengkap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih, ini juga baru latihan nulis Bunda Aidil Fitriani

      Hapus