Blok Cepu mendengar kata itu kita akan teringat bahwa
daerah tersebut merupakan ladang minyak dan gas bumi yang ada di Pulau Jawa. Blok
Cepu meliputi wilayah
Kabupaten Bojonegoro - Jawa Timur,
Kabupaten Blora - Jawa Tengah, dan Kabupaten Tuban - Jawa Timur. Dari salah
satu wilayah tesebut yaitu Bojonegoro lahirlah seorang penulis ternama yaitu Emi Sudarwati.
Emi Sudarwati
selain menjadi Guru Bahasa Jawa
SMPN 1 Baureno Bojonegoro, Jawa Timur juga sebagi Pegiat Literasi Guru dan
Siswa Indonesia. Namanya tertulis di
dalam lebih dari 460 buku ber-ISBN. Pada
tahun 2013. Ia bergabung dengan sebuah
kelompok penulis di Bojonegoro. Namanya
PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro).
Di sana ia banyak berjumpa dan
berkenalan dengan penulis-penulis senior.
Seperti : JFX. Hoery (Padangan-Bojonegoro), Sunaryata Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono
Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri
Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG (Pemred Radar Bojonegoro-waktu itu), dan masih banyak
lagi yang lainnya. Dari orang-orang hebat di dunia tulis-menulis itu, akhirnya
ia mendapatkan pencerahan bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa
diterbitkan dengan ISBN (Internsional Standart Book Nomber).
Pada awal tahun 2014 ini terbitlah Kumpulan Cerkak karya
Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno dengan judul buku LUNG. Pada penghujung tahun 2014 ia kembali bekerja
sama dengan PSJB. Ia menerbitkan buku karyanya dan siswa SMPN 1 Baureno. Tidak berhenti sampai di situ. Karya-karya ini juga mendapat sambutan baik
dari kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, bahkan Bupati Bojonegoro saat
itu.
Sampai-sampai Emi dan siswanya didatangi oleh salah satu
wartawan radar Bojonegoro untuk wawancara.
Alhasil, besuknya tayang di surat kabar harian radar Bojonegoro yang
sangat terkenal itu. Dari sana, semua penasaran dengan buku karya siswa
tersebut. Sehingga Toko Buku Nusantara
Bojonegoro banyak diserbu pembeli buku.
Semua ingin membaca dan belajar menulis, serta menerbitkan buku.
Buku karya Emi Sudarwati dan siswa SMPN 1 Baureno menjadi inspirasi bagi banyak sekolah. Bukan hanya di Bojonegoro, namun juga di kabupaten
lain. Sehingga sering diwawancara
wartawan berbagai media, baik cetak
maupun on line. Akhirnya ia bisa tampil
di berbagai media tanpa harus membayar sepeserpun.
Pada tahun 2016, Emi ditugaskan mengikuti seleksi guru
prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro.
Sebenarnya saat itu sudah untuk yang ke dua kalinya. Karena banyak guru menolak mengikuti seleksi
tersebut, akhirnya ia ditugaskan lagi.
Ternyata tidak sia-sia, ia bisa menduduki juara ke tiga dari tiga
puluhan peserta.
Pada tahun yang sama, Emi kembali mengirimkan karya
inobel. Kali ini bukan atas
inisiatif kepala sekolah, tetapi keinginannya
sendiri. Karena pengalaman tahun 2015
lalu begitu menginspirasi. Kali ini
bukan karya baru. Namun karya lama yang
diedit, dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri. Alhasil, mendapat juara 1 inobelnas kategori
SORAK (Seni, Olah Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal).
Tidak lama seusai lomba,
Emi mendapat panggilan untuk short Course di Negeri Belanda. Belajar sistem pendidikan di negri kaum
penjajah yang super maju itu. Berkunjung
ke dua universitas terbaik, yaitu Windesheim dan Leiden. Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik,
yaitu Van Der Capellen dan lain-lain.
Bukan hanya itu, semua peserta diajak berwisata ke Volendam, menyusuri
Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia.
Sepulang dari Belanda, Emi masih juga mendapat panggilan
workshop menulis jurnal di Kota Bali. Lagi-lagi, di samping belajar ia juga
bisa berwisata keliling kota terindah di negeri ini. Kali ini, ia dan peserta lain mendapat materi
merubah naskah inobel menjadi jurnal.
Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah tersebut akan dimuat dalam
jurnal berkelas nasional. Nama jurnalnya
adalah DEDAKTIKA.
Tahun 2017 tidaklah berhenti sampai di situ. Beberapa bulan berikutnya Emi diundang untuk
mengikuti workshop Literasi di Kota Batam.
Tidak ingin melewatkan kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir
ke negara tetangga, yaitu Singapura.
Sehari di Kota Lion, ia melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug
Singapura.
“Bukan aji mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan
kesempatan baik. Kapan lagi seorang guru
bisa jalan-jalan ke Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan baik
tersebut. Kebetulan juga bertepatan dengan liburan sekolah, jadi sama sekali
tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah,” kata Emi walaupun lewat
WAG dalam pelatihan menulis.
Pasca menyandang predikat juara I inobelnas, Emi belum boleh lagi mengikuti lomba yang
sama. Tentu dalam waktu yang belum bisa
diprediksi. Oleh karena itu, Ia tidak ingin kesepian. Lalu ia mengajak teman-teman alumni finalis
inobelnas untuk menulis bersama dalam satu buku. Ia menyebutnya dengan istilah Patungan Buku
Inspiratif.
Bukan hanya karya yang bersifat ilmiah. Namun, dalam grup tersebut juga menerbitkan
kumpulan cerita inspiratif, berbagi
pengalaman mengajar, kumpulan puisi, kumpulan pantun dan masih banyak lagi
buku-buku lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, bahkan bukan hanya
menerbitkan buku-buku patungan. Namun, saat ini lebih banyak menerbitkan SBGI (Satu
Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia).
Tahun 2018 Emi telah melahikan ratusan buku lahir dari
grup Patungan Buku Guru Inspiratif.
Karena sejak tahun 2018 ini ia lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI,
maka nama grup dirubah yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI). Akhirnya, Ia mendapatkan beberapa undangan
dari daerah-daerah lain misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar,
Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain.
Akhirnya Emi berinisiatif, hanya menerima undangan
sebagai nara sumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore. Sedang di
Bojonegoro sendiri, Emi aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru
(PBG). Setiap saat ia harus siap
menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan. Juga sebagai juri dalam lomba-lomba
guru. Tempatnya bisa di PBG pusat atau
di PBG kecamatan.
Selain di PBG Emi juga aktif di PGRI. Yaitu sebagai juri lomba guru menulis dan
pelatihan meulis buku. Memotivasi
guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif
dalam menulis.
Menghimbau agar guru-guru lebih sering mengirimkan hasil
karya ke media. Prinsip Emi yaitu jangan
berharap sekali kirim pasti tayang atau dimuat.
Namun harus bersabar, terus-menerus mengirim naskah. Lama kelamaan pasti dimuat juga. Bukan karena
penerbit merasa kasihan, tapi memang pengalaman meulis itu sangat
diperlukan. Dengan terus-menerus
mengirim naskah, berarti sudah terus menerus belajar menulis pula. Dari proses tersebut kita belajar. Belajar meminimalisasi kesalahan.
Tahun 2019 Emi mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku. Karya ini ditulis berdua dengan suami. Selanjutnya, di tahun yang sama. Ia ingin menerbitkan dua buku tunggal dan
beberapa buku patungan. Buku tunggal
yang pertama berbahasa Jawa, yaitu Pengalaman Selama Haji dan Umrah. Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah Menulis
dan Menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia.
Adapun untuk patungan, Emi menulis bersama siswa SMPN 1
Baureno dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif. Ia juga menulis bersama Penerbit Pustaka
Ilalang. Saat ini Emi konsentrasi mengelola TBM Kinanthi. Untuk penerbitan
buku, Ia kerja sama dengan Majas Grup (Penerbit Majas, Dwi Putra Jawa, dan
Praktek Mandiri).
Jadi menjadi penulis yang sukses itu membutuhkan
perjuangan. Tidak mengenal putus asa. Harus aktif, kreatif dan inovatif. Jangan
takut gagal. Dengan tulisan itu, kita akan dikenang sepanjang masa. Semoga**
*resume
by esti sukapsih*
Manusia mati meninggalkan karya, betul betul betul
BalasHapusSenangnya membaca resume bunda yg luwes bahasanya dan lengkap
BalasHapusTrimakasih, ini juga baru latihan nulis Bunda Aidil Fitriani
Hapus