Jumat, 05 Juni 2020

PTK Dijadikan Buku, Mengapa Tidak?

Pada zaman pesatnya perkembangan taknologi sekarang ini guru dituntut untuk dapat kreatif. Yaitu kreatif bagaimana caranya agar siswa itu dapat menemukan pasionnya. Siswa dapat mengembangkan minat dan bakatnya sehingga dapat menjadi orang yang berakhlak, terampil, inovatif dan mandiri.

Dalam perjalanan untuk mengajar dan mendidik siswa, guru pasti menghadapi berbagai macam kendala.  Salah satunya minat belajar siswa yang rendah sehingga mengakibatkan hasil belajar  rendah. Kadang guru merasa bingung bagaimana cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? Tentu saja tidak usah bingung. Upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu guru dapat melakukan Penelitian Tindakan Kelas /PTK. PTK diharapkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa dapat terurai sehingga proses pembelajaran akan lebih efektif dan hasil yang maksimal.

Manfaat PTK yang dilakukan guru selain untuk mengurai dan menyelesaikan permasalahan siswa  juga dapat digunakan sebagai karya tulis yang dapat dinilaikan untuk kenaikan pangkat. Itulah manfaatnya  dalam membuat PTK. PTK dapat disusun dengan berbagai macam versi. Antara lain versi artikel, jurnal, sampai bisa dijadikan buku.

Dalam mengubah PTK menjadi buku, penting sekali kita memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kata kunci judul buku dan lebih memperluas isi bacaannya juga sangat penting. Tentu saja berdasarkan sumber yang relevan. Selain itu, untuk menjadi buku maka perlu proses pengeditan yang sangat teliti terutama bagaimana menyajikan materi untuk menjadi sebuah buku agar tata letaknya menarik untuk dibaca.

PTK yang dibukukan dapat berasal dari dua penulis tetapi untuk penilaian PAK tentu saja di bagi dua, ada penulis pertama dan penulis kedua. Jumlah halaman buku yang berasal dari PTK paling sedikit 70 halaman.

Berapa siklus yang dilakukan agar PTK bisa dibukukan? Terkadang banyak pertanyaan yang dilontarkan pleh para guru. Berdasarkan Researc Granct Seaqis yang diterima oleh Hati Nurahayu nara sumber pelatihan menulis bersama Om Jay, PTK bisa dilakukan sekali siklus saja jika sudah berhasil. Akan tetapi bisa dilakukan dua siklus jika belum berhasil.  PTK harus fokus pada inti permasalahan misalnya tentang karakter atau pemahaman saja. Selain itu, juga jangan terlalu banyak indikator.

Dalam menyusun buku dari PTK, kita perlu adanya ide dan kreativitas, maka membaca banyak  reverensi sangat penting. Kita harus mengupayakan bagaimana  pembaca bisa memahami isi buku kita secara lengkap dan mengena. Semakin literatnya penulis akan semakin bagus  buku yang ditulis. Karena literasi merupakan rangkaian membaca, berpikir dan menulis. Maka dari itu, mulailah menulis PTK.  Jangan takut salah, nanti akan dapat menghasilkan karya yang luar biasa dapat bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.  Semoga ***

 

                                                                                                           *By esti sukapsih*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar