Senin, 20 Juli 2020

GAYA KEPENULISAN DI MEDIA MASSA


Pelatihan menulis bersama Om Jay ke 20, Rabu 15 Juli 2020 menghadirkan narasumber yang istimewa yaitu M. Anwar Djaelani. Dia seorang dosen dan penulis buku serta artikel yang terbit di berbagai media massa.

Sosok Narasumber

M. Anwar Djalani lahir di Pamekasan 23 April 1962. Sejak 1980, dia yang berhobi membaca, menulis, dan berorganisasi itu tinggal di Surabaya

Pelajar Islam Indonesia (PII) adalah pergerakan-keagamaan yang pertama kali diakrabinya, 1978-1980, saat di SMA. Ketika di IKIP Surabaya (sekarang UNESA), dia menjadi pengurus Senat Mahasiswa FP-MIPA, 1981-1982. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) turut pula memberinya pengalaman semassa di Universitas Airlangga, 1984-1985. Kecuali itu, 1984-1987 dia aktif di Lembaga Dakwah Kampus Universitas Airlangga yang –waktu itu- berbasis di Masjid Nuruzzaman Kampus B.

Setelah menjadi simpatisan Pesantren Hidayatullah Surabaya sejak perintisannya di pertengahan 1980-an, maka sejak 2006 dia aktif di institusi yang memiliki lembaga pendidikan KB-TK, SD, SMP, SMA, dan STAI itu. Dia menjadi dosen STAIL (Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim) milik pesantren tersebut.

Dia cukup aktif menulis di media cetak sejak 1998 hingga kini, seperti –antara lain- di Jawa Pos. Khusus di tema-tema dakwah, mulai akhir Agustus 1996 sampai awal Juni 1997, tiap Jum’at menulis untuk buletin Yaumuna yang diterbitkan Komunitas Mantan Aktivis Masjid Universitas Airlangga. Lalu, 2002-2005, menjadi kontibutor tetap untuk Lembar Jum’at Al-Qalam yang diterbitkan Yayasan Penerbitan Pers Hidayatullah. Kemudian, dari 2004 menjadi kontibutor tetap untuk Lembar Jum’at Hanif.

Menurut Anwar, menulis adalah sebuah keterampilan. Kita akan terampil jika rajin berlatih. Sikap giat berlatih akan muncul hanya jika ada motivasi yang kuat. Bagi umat Islam, motivasi dapat muncul dari keinginan untuk mengamalkan QS Al-Alaq 1-5. Dalam surat tersebut ada petunjuk agar kita aktif membaca. Dengan aktif membaca maka akan lahirlah tulisan yang berkualitas dan bermanfaat.

Bagaimana supaya rajin menulis

1.    Niat

Tatalah niat kita lebih dahulu. Apa motivasi kita menulis? Dengan niat akan lahir tulisan yang berkualitas.

2.    Perlu Pembiasaan

Pembiasaan dengan banyak membaca adalah modal utama penulis. Dengan sering membaca,  seseorang akan mendapatkan pengetahuan / wawasan baru. Kemudian  terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan dari apa yang sudah dibacanya. Akhirnya kaya dengan perbendaharaan kata. 

3.    Bersemangat di saat menulis

Pentingnya semangat saat menulis karena tulisan itu sangat besar pengaruhnya. Lihat ungkapan salah seorang pendiri Pesantren Gontor KH Imam Zarkasy (1910-1985) berikut ini. Bahwa, andai tak punya murid, “Saya akan mengajar dunia dengan pena”. Artikel adalah sebentuk karya tulis.

4.     Maju dengan menulis

Kita harus mempunyai semangat maju dengan menulis. Kita dapat mengembangkan tema menjadi artikel yang berasal dari permasalahan di sekeliling kita. Tema dapat berasal dari isi koran, majalah, televisi, dan internet. Tema akan datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, maka akan muncul ide untuk mengartikannya

4. Agar bisa dimuat di media

Mempunyai motivasi tulisan agar dimuat di media massa. Tulisan kita dapat dimuat di media massa dengan syarat utama yaitu tulisan harus aktual dan menarik perhatian publik. Kemudian syarat berikutnya orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan berbahasa.

Langkah menulis

Langkah pertama dalam menulis yaitu menetapkan tema. Kemuadian membuat outline (kerangka karangan). Langkah ini diperlukan sebelum kita menulis secara lengkap. Kita membuat outline untuk memudahkan pengembangan penulisan. Selanjutnya kita merencanakan jumlah tulisan atau paragraf.

Alur menulis harus terangkai dalam “Tiga Besar” yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Di pendahuluan kita sampaikan secara ringkas massalah apa yang akan kita bicarakan. Lalu, di pembahasan, kita urai dan analisis massalah yang kita paparkan di bagian pendahuluan. Kemudian, di penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya.

Contoh Outline

Tetap Berseri-seri Belajar di Massa Pandemi

   Pandemi Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)

   Manusia selalu diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)

   Sekilas Covid-19 (1 paragraf)

   Dampak negatif Covid-19 secara umum (2 paragraf)

   Dampak negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3 paragraf)

   Sudut pandang agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)

   Berbagai pilihan cara belajar di saat pandemi (4 paragraf)

    Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di situasi apapun (1 paragraf)

Judul Sebagai Pemanggil Minat Baca

Sebuah tulisan dikatakan sukses kunci utamanya terdapat pada judul dan paragraf pertama atau lead. Maka tulisan tersebut akan dibaca orang sampai akhir atau hanya diabaikan saja.

Ciri judul yang baik, antara lain:

1. Mampu mencuri perhatian pembaca. Berfungsi sebagai miniatur tulisan kita.

2. Mencerminkan tema / arah tulisan, sehingga bisa menjadi semacam miniatur isi keseluruhan tulisan.

3. Ringkas dan padat.

4.  Judul sekitar 4 kata tidak termasuk kata tugas.

5. Judul mengandung rima, (pengulangan bunyi) sehingga dibaca dan didengar sangat menarik.

Maka, sebagai sarana berlatih, kita perlu memerhatikan judul-judul artikel di berbagai media massa.

Contoh Judul:

Rukin, Guru, dan Gerakan Literasi

Hukuman Guru dan Mimpi Buruk Murid di Radar Surabaya

Urgensi Meneliti dan Menulis (Jawa Pos)

Menunggu Realisasi Program Buku Murah (Jawa Pos, 31/07/2008)

Cara membuat paragraf

1.Paragraf pertama, tentang “Lead Penggoda”.

Lead adalah pendahuluan berbentuk paparan ringkas dari massalah yang akan kita kupas. Posisi lead menempati paragraf pertama. Fungsi lead adalah penggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke gagasan utama sang penulis. Jika judul dan lead mencuri perhatian pembaca maka pembaca akan membaca sampai akhir dan akan terkesan terhadap tulisan kita.

2. Paragraf kedua, perihal “Pembahasan nan Menawan”.

Di bagian ini, isinya berupa analisis atas massalah yang kita angkat. Pembahasan harus sistematis, argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa baku, namun tetap dengan sentuhan popular. Maka dari itu, untuk berlatih sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca artikel karya orang lain.

3. Paragraf terakhir “Penutup yang Menggugah

Penutup berisi  kesimpulan atau saran. Kesimpulan bersifat wajib. Harus bergaya pamit. Penutup dapat  dengan  menggunakan kata dengan demikian atau bisa alhasil karena diksi tersebut  sebagai penunjuk tulisan kita akan berakhir.

Belajar Tiga Gaya Lead dan Penutup

a.    Lead gaya menggoda/ memancing minat pembaca dengan gaya bertanya

contoh:

1.    Judul: Guru Rajin Menulis dan Efek Besar Itu

Lead:

Semua orang, tanpa kecuali, harus menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh menyenangkan jika guru suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin menulis. Apa hubungan seorang pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?

Penutup:

Sungguh, jadilah pembelajar tiada henti dengan cara menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru, bersemangatlah untuk menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan karya tulis. Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid, orang tua murid, dan masyarakat luas. Indah!

2.Judul: Rindu Pemimpin Menulis Buku

Lead:

Di Indonesia, Hari Buku Nasional diperingati setiap 17 Mei, sedangkan Hari Buku Sedunia dirayakan setiap 23 April. Inti dua momen itu sama, yaitu mengajak kita lebih mencintai buku sebagai sumber ilmu pengetahuan. Urgensi seruan itu, meski bersifat umum, lebih terasa jika ditujukan kepada para pemimpin. Bahkan, seyogianya para pemimpin itu didorong pula aktif menulis buku. Mengapa?

Penutup:

Alhasil, kepada para pemimpin, mari tundukkan kepala: Apakah sikap rajin membaca (atas semua persoalan masyarakat) sudah menjadi komitmen keseharian Anda? Sudahkah semua yang Anda baca itu lalu bisa melahirkan tulisan berupa konsep dan kebijakan yang selalu berpihak kepada rakyat kecil? Lalu, agar rakyat yakin dengan ketulusan komitmen Anda, tulislah konsep dan kebijakan Anda dalam sebuah buku. Sungguh, kami benar-benar merindukan pemimpin yang bisa menulis buku. Kami rindu pemimpin yang berkualifikasi laksana Soekarno, Hatta, dan Natsir.

a.    Lead gaya dengan kutipan pemikat,

Kutipan yang kita buat harus ada benang merah dengan tulsan kita

contoh

Judul: Ilmu Pengetahuan Bisa Topang Keimanan

Lead:

“If you think strongly enough,

you will be forced by science to the belief in God”

(Kelvin, fisikawan, 1824-1907).

Penutup:

Singkat kata, ilmu pengetahuan bisa mendatangkan keimanan bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan bisa menguatkan keimanan bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat Kelvin di paragraf pembuka tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang pengaruh kuat ilmu pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi, jangan pernah berhenti untuk mendalami ilmu.

b.   Lead gaya narasi diskriptif

Lead ini berfungsi untuk menjembatani antara judul dengan tulisan

contoh:

Judul : Menguatkan Mental Anak di “Musim” Olok-olok

Lead:

Sesungguhnya, olok-olok tak mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan terus terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi bully- sangat besar.

Penutup:

Singkat kata, selalu berilah anak-anak asupan ruhani yang memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Tentu saja, sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu mengamalkan hal-hal tersebut.

Jenis tulisan di media massa

1.    Artikel opini yaitu  tulisan yang bertumpu pada opini pribadi penulis. Massalah diangkat, dibahas, dan solusi dari penulis. Bentuk kepenulisannya formal. Artikel opini bisa ditulis oleh siapa saja.

2.    Kolom yaitu gaya penulisannya cair tidak mengikat. Biasanya ditulis oleh orang yang sudah terkena bahkan diundang secara khusus oleh media.

3.    Feature yaitu berita yang ditulis panjang lebar dengan tulisan bergaya sastra secara mendalam dan menarik. Jumlah paragraf sangat banyak. Memiliki sentuhan human interest.

MENULIS ARTIKEL

Terampil menulis artikel pasti terampil menulis buku. Langkah yang harus dilakukan dalam menulis artikel yaitu menetapkan tema, judul ,daftar isi kemudian uraian-uraian isi buku.

1.    Perihal “Panjang Artikel”.

Secara umum, media membutuhkan artikel sepanjang 6000 karakter. Usahakanlah, jika mungkin, sesuai dengan ketentuan dari masing-masing media.

2.    Dari Artikel ke Buku

Setelah terampil menulis artikel, pekerjaan menulis buku bisa menjadi lebih gampang. Mereka yang sudah terbiasa menulis artikel akan lebih cekatan dalam menghasilkan buku. Langkah membuat buku dari artikel yaitu pertama menetapkan  tema yang akan diangkat. Kemudian membuat daftar Isi. Selanjutnya memulai menulis.

Kita menulis sebanyak mungkin artikel dengan tema sejenis. Misalnya, bertema pendidikan. Setelah dirasa cukup untuk dijadikan buku maka langkah selanjutnya yaitu,

a)   Edit ulang.

Sering artikel menggunakan “bahasa koran”, seperti “kemarin”, “pekan lalu”. Untuk itu, ubah dengan mencamtumkan tanggal kejadian yang dimaksud.

b)   Jika diperlukan, buatlah rubrikasi.

Meskipun semua berada di rumpun pendidikan, mungkin masih bisa dikelompokkan lagi dalam bidang yang lebih khusus. Misal, ada rubrik “Spirit Pembelajar di Semua Musim”, “Menjadi Orangtua Sekaligus Guru”, “Betah di Perpustakaan Keluarga”, “Merancang Liburan Bernuansa Pembelajaran” dan “Belajar di Massa Pandemi”.

MENULIS RESENSI

Bagaimana cara kita menulis resensi buku? Resensi buku adalah ulasan kritis atas sebuah buku. Di dalamnya minimal berisi identitas buku yang dimaksud, ringkasan isi buku (dipilih bagian-bagian yang paling penting), dan penilaian objektif atas buku itu terkait kelebihan dan kekurangannya.

Panduan lengkap dalam menulis Resensi Buku. “Jawablah” sejumlah pertanyaan berikut ini. Tentu saja, jawaban ditulis dalam “gaya artikel”.

Tulislah identitas buku

1.Apa isi ringkas buku?

2. Apakah penulis memiliki kompetensi?

3.Apakah buku itu didukung referensi memadai?

4.Buku itu lebih ditujukan ke segmen pembaca mana?

5.Adakah pengetahuan baru yang disodorkannya, atau sekadar repetisi (pengulangan) dari buku-buku yang sudah ada?

6.Apa kelebihan dan kekurangannya. Misalnya, apakah mudah dipahami oleh semua                              kalangan? Bagaimana performa fisik buku, menarik?

7.Tepatkah momentum kehadirannya?

8. Berhargakah untuk segera kita baca dan atau miliki?

Agar orang lebih tertarik untuk klik tulisan kita, sebaiknya tautan tulisan kita di dahului dengan teaser (semacam sinopsis penggoda), seperti contoh-contoh berikut ini:

CONTOH RESENSI

Dengan banyak membaca karya orang lain kita akan menjadi lebih mudah mengasah kita dalam menulis termasuk pada resensi buku. Ada banyak keuntungan jika kita rajin menulis resensi buku. Di antaranya, di saat kita akan menulis buku akan lebih terbimbing karena sering mengkritik karya orang lain. Tentu saja, saat kita menulis buku, tak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang telah dibuat oleh penulis-penulis lain.

Menulis membutuhkan tekad yang kuat. Dengan banyak membaca akan muncul banyak ide untuk menulis.  Jadi, yang terpenting mulai,mulai, dan mulai untuk menulis. ***

*esti sukapsih*

Terimakasih Om Jaya dan Bapak M. Anwar Djaelani sungguh mengisnpirasi untuk menulis di media massa...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar