Pelatihan menulis bersama Om Jay ke
20, Rabu 15 Juli 2020 menghadirkan narasumber yang istimewa yaitu M. Anwar
Djaelani. Dia seorang dosen dan penulis buku serta artikel yang terbit di berbagai
media massa.
Sosok Narasumber
M. Anwar Djalani lahir di Pamekasan 23 April 1962. Sejak
1980, dia yang berhobi membaca, menulis, dan berorganisasi itu tinggal di
Surabaya
Pelajar Islam Indonesia (PII) adalah pergerakan-keagamaan
yang pertama kali diakrabinya, 1978-1980, saat di SMA. Ketika di IKIP Surabaya
(sekarang UNESA), dia menjadi pengurus Senat Mahasiswa FP-MIPA, 1981-1982.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) turut pula memberinya pengalaman semassa di
Universitas Airlangga, 1984-1985. Kecuali itu, 1984-1987 dia aktif di Lembaga
Dakwah Kampus Universitas Airlangga yang –waktu itu- berbasis di Masjid
Nuruzzaman Kampus B.
Setelah menjadi simpatisan Pesantren Hidayatullah
Surabaya sejak perintisannya di pertengahan 1980-an, maka sejak 2006 dia aktif
di institusi yang memiliki lembaga pendidikan KB-TK, SD, SMP, SMA, dan STAI
itu. Dia menjadi dosen STAIL (Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim) milik
pesantren tersebut.
Dia cukup aktif menulis di media cetak sejak 1998 hingga
kini, seperti –antara lain- di Jawa Pos. Khusus di tema-tema dakwah, mulai
akhir Agustus 1996 sampai awal Juni 1997, tiap Jum’at menulis untuk buletin
Yaumuna yang diterbitkan Komunitas Mantan Aktivis Masjid Universitas Airlangga.
Lalu, 2002-2005, menjadi kontibutor tetap untuk Lembar Jum’at Al-Qalam yang diterbitkan
Yayasan Penerbitan Pers Hidayatullah. Kemudian, dari 2004 menjadi kontibutor
tetap untuk Lembar Jum’at Hanif.
Menurut Anwar, menulis adalah
sebuah keterampilan. Kita akan terampil jika rajin berlatih. Sikap giat
berlatih akan muncul hanya jika ada motivasi yang kuat. Bagi umat Islam, motivasi
dapat muncul dari keinginan untuk mengamalkan QS Al-Alaq 1-5. Dalam surat
tersebut ada petunjuk agar kita aktif membaca. Dengan aktif membaca maka akan
lahirlah tulisan yang berkualitas dan bermanfaat.
Bagaimana supaya rajin menulis
1. Niat
Tatalah niat kita lebih dahulu. Apa motivasi kita
menulis? Dengan niat akan lahir tulisan yang berkualitas.
2. Perlu Pembiasaan
Pembiasaan dengan banyak membaca adalah modal utama
penulis. Dengan sering membaca, seseorang akan mendapatkan pengetahuan / wawasan
baru. Kemudian terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai
pengembangan dari apa yang sudah dibacanya. Akhirnya kaya dengan perbendaharaan kata.
3. Bersemangat di saat menulis
Pentingnya semangat saat menulis
karena tulisan itu sangat besar pengaruhnya. Lihat ungkapan salah seorang
pendiri Pesantren Gontor KH Imam Zarkasy (1910-1985) berikut ini. Bahwa, andai
tak punya murid, “Saya akan mengajar dunia dengan pena”. Artikel adalah
sebentuk karya tulis.
4. Maju dengan
menulis
Kita harus mempunyai semangat maju
dengan menulis. Kita dapat mengembangkan tema menjadi artikel yang berasal
dari permasalahan di sekeliling kita. Tema dapat berasal dari isi
koran, majalah, televisi, dan internet. Tema akan datang mengalir deras,
terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita
membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, maka akan muncul ide
untuk mengartikannya
4. Agar bisa dimuat di media
Mempunyai motivasi tulisan agar
dimuat di media massa. Tulisan kita dapat dimuat di media massa dengan syarat
utama yaitu tulisan harus aktual dan menarik perhatian publik. Kemudian syarat
berikutnya orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan
berbahasa.
Langkah menulis
Langkah pertama dalam menulis
yaitu menetapkan tema. Kemuadian membuat outline (kerangka karangan). Langkah
ini diperlukan sebelum kita menulis secara lengkap. Kita membuat outline untuk
memudahkan pengembangan penulisan. Selanjutnya kita merencanakan jumlah tulisan
atau paragraf.
Alur menulis harus terangkai
dalam “Tiga Besar” yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Di pendahuluan
kita sampaikan secara ringkas massalah apa yang akan kita bicarakan. Lalu, di
pembahasan, kita urai dan analisis massalah yang kita paparkan di bagian
pendahuluan. Kemudian, di penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan
uraian dan analisis sebelumnya.
Contoh Outline
Tetap Berseri-seri Belajar di Massa Pandemi
• Pandemi
Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)
• Manusia selalu
diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)
• Sekilas
Covid-19 (1 paragraf)
• Dampak negatif
Covid-19 secara umum (2 paragraf)
• Dampak negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3
paragraf)
• Sudut pandang
agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)
• Berbagai pilihan cara belajar di saat pandemi
(4 paragraf)
• Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di situasi
apapun (1 paragraf)
Judul Sebagai Pemanggil Minat Baca
Sebuah tulisan dikatakan sukses
kunci utamanya terdapat pada judul dan paragraf pertama atau lead. Maka tulisan
tersebut akan dibaca orang sampai akhir atau hanya diabaikan saja.
Ciri judul yang baik, antara lain:
1. Mampu mencuri perhatian pembaca. Berfungsi sebagai
miniatur tulisan kita.
2. Mencerminkan tema / arah tulisan, sehingga bisa
menjadi semacam miniatur isi keseluruhan tulisan.
3. Ringkas dan padat.
4. Judul sekitar 4
kata tidak termasuk kata tugas.
5. Judul mengandung rima, (pengulangan bunyi) sehingga
dibaca dan didengar sangat menarik.
Maka, sebagai sarana berlatih, kita
perlu memerhatikan judul-judul artikel di berbagai media massa.
Contoh Judul:
Rukin, Guru, dan Gerakan Literasi
Hukuman Guru dan Mimpi Buruk Murid di Radar Surabaya
Urgensi Meneliti dan Menulis (Jawa Pos)
Menunggu Realisasi Program Buku Murah (Jawa Pos, 31/07/2008)
Cara membuat paragraf
1.Paragraf pertama, tentang “Lead Penggoda”.
Lead adalah
pendahuluan berbentuk paparan ringkas dari massalah yang akan kita kupas.
Posisi lead menempati paragraf pertama. Fungsi lead adalah penggugah rasa
ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke gagasan utama sang
penulis. Jika judul dan lead mencuri perhatian pembaca maka pembaca akan
membaca sampai akhir dan akan terkesan terhadap tulisan kita.
2. Paragraf kedua, perihal
“Pembahasan nan Menawan”.
Di bagian ini, isinya berupa
analisis atas massalah yang kita angkat. Pembahasan harus sistematis,
argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa baku, namun tetap dengan
sentuhan popular. Maka dari itu, untuk berlatih sangat dianjurkan untuk memperbanyak
membaca artikel karya orang lain.
3. Paragraf terakhir “Penutup yang Menggugah
Penutup berisi kesimpulan
atau saran. Kesimpulan bersifat wajib. Harus bergaya pamit. Penutup dapat dengan menggunakan kata dengan demikian atau
bisa alhasil karena diksi tersebut
sebagai penunjuk tulisan kita akan berakhir.
Belajar Tiga Gaya Lead dan Penutup
a. Lead gaya menggoda/ memancing minat pembaca dengan gaya
bertanya
contoh:
1. Judul: Guru Rajin Menulis dan Efek Besar Itu
Lead:
Semua orang, tanpa kecuali, harus
menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh menyenangkan jika guru
suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin menulis. Apa hubungan seorang
pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?
Penutup:
Sungguh, jadilah pembelajar tiada
henti dengan cara menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru,
bersemangatlah untuk menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan
karya tulis. Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid,
orang tua murid, dan masyarakat luas. Indah!
2.Judul: Rindu Pemimpin Menulis Buku
Lead:
Di Indonesia, Hari Buku Nasional
diperingati setiap 17 Mei, sedangkan Hari Buku Sedunia dirayakan setiap 23
April. Inti dua momen itu sama, yaitu mengajak kita lebih mencintai buku
sebagai sumber ilmu pengetahuan. Urgensi seruan itu, meski bersifat umum, lebih
terasa jika ditujukan kepada para pemimpin. Bahkan, seyogianya para pemimpin
itu didorong pula aktif menulis buku. Mengapa?
Penutup:
Alhasil, kepada para pemimpin,
mari tundukkan kepala: Apakah sikap rajin membaca (atas semua persoalan
masyarakat) sudah menjadi komitmen keseharian Anda? Sudahkah semua yang Anda
baca itu lalu bisa melahirkan tulisan berupa konsep dan kebijakan yang selalu
berpihak kepada rakyat kecil? Lalu, agar rakyat yakin dengan ketulusan komitmen
Anda, tulislah konsep dan kebijakan Anda dalam sebuah buku. Sungguh, kami
benar-benar merindukan pemimpin yang bisa menulis buku. Kami rindu pemimpin
yang berkualifikasi laksana Soekarno, Hatta, dan Natsir.
a. Lead gaya dengan kutipan pemikat,
Kutipan yang
kita buat harus ada benang merah dengan tulsan kita
contoh
Judul: Ilmu Pengetahuan Bisa Topang Keimanan
Lead:
“If you think strongly enough,
you will be forced by science to the belief in God”
(Kelvin, fisikawan, 1824-1907).
Penutup:
Singkat kata, ilmu pengetahuan
bisa mendatangkan keimanan bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan
bisa menguatkan keimanan bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat
Kelvin di paragraf pembuka tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang
pengaruh kuat ilmu pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi,
jangan pernah berhenti untuk mendalami ilmu.
b. Lead gaya narasi diskriptif
Lead ini berfungsi untuk menjembatani antara judul dengan
tulisan
contoh:
Judul : Menguatkan Mental Anak di “Musim” Olok-olok
Lead:
Sesungguhnya, olok-olok tak
mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan terus
terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi bully-
sangat besar.
Penutup:
Singkat kata, selalu berilah anak-anak asupan ruhani yang
memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka mengganggu orang lain. Didik
mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Tentu saja,
sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu mengamalkan hal-hal tersebut.
Jenis tulisan di media massa
1. Artikel opini yaitu
tulisan yang bertumpu pada opini pribadi penulis. Massalah diangkat,
dibahas, dan solusi dari penulis. Bentuk kepenulisannya formal. Artikel opini
bisa ditulis oleh siapa saja.
2. Kolom yaitu gaya penulisannya cair tidak mengikat.
Biasanya ditulis oleh orang yang sudah terkena bahkan diundang secara khusus
oleh media.
3. Feature yaitu berita yang ditulis panjang lebar dengan
tulisan bergaya sastra secara mendalam dan menarik. Jumlah paragraf sangat banyak.
Memiliki sentuhan human interest.
MENULIS ARTIKEL
Terampil menulis artikel pasti
terampil menulis buku. Langkah yang harus dilakukan dalam menulis artikel yaitu
menetapkan tema, judul ,daftar isi kemudian uraian-uraian isi buku.
1. Perihal “Panjang Artikel”.
Secara umum, media membutuhkan
artikel sepanjang 6000 karakter. Usahakanlah, jika mungkin, sesuai dengan
ketentuan dari masing-masing media.
2. Dari Artikel ke Buku
Setelah terampil menulis artikel,
pekerjaan menulis buku bisa menjadi lebih gampang. Mereka yang sudah terbiasa
menulis artikel akan lebih cekatan dalam menghasilkan buku. Langkah membuat
buku dari artikel yaitu pertama menetapkan tema yang akan diangkat. Kemudian membuat daftar
Isi. Selanjutnya memulai menulis.
Kita menulis sebanyak mungkin
artikel dengan tema sejenis. Misalnya, bertema pendidikan. Setelah dirasa cukup
untuk dijadikan buku maka langkah selanjutnya yaitu,
a) Edit ulang.
Sering artikel menggunakan
“bahasa koran”, seperti “kemarin”, “pekan lalu”. Untuk itu, ubah dengan
mencamtumkan tanggal kejadian yang dimaksud.
b) Jika diperlukan, buatlah rubrikasi.
Meskipun semua berada di rumpun
pendidikan, mungkin masih bisa dikelompokkan lagi dalam bidang yang lebih
khusus. Misal, ada rubrik “Spirit Pembelajar di Semua Musim”, “Menjadi Orangtua
Sekaligus Guru”, “Betah di Perpustakaan Keluarga”, “Merancang Liburan Bernuansa
Pembelajaran” dan “Belajar di Massa Pandemi”.
MENULIS RESENSI
Bagaimana cara kita menulis
resensi buku? Resensi buku adalah ulasan kritis atas sebuah buku. Di dalamnya
minimal berisi identitas buku yang dimaksud, ringkasan isi buku (dipilih
bagian-bagian yang paling penting), dan penilaian objektif atas buku itu
terkait kelebihan dan kekurangannya.
Panduan lengkap dalam menulis
Resensi Buku. “Jawablah” sejumlah pertanyaan berikut ini. Tentu saja, jawaban
ditulis dalam “gaya artikel”.
Tulislah identitas buku
1.Apa isi ringkas buku?
2. Apakah penulis memiliki kompetensi?
3.Apakah buku itu didukung referensi memadai?
4.Buku itu lebih ditujukan ke segmen pembaca mana?
5.Adakah pengetahuan baru yang disodorkannya, atau
sekadar repetisi (pengulangan) dari buku-buku yang sudah ada?
6.Apa kelebihan dan kekurangannya. Misalnya, apakah mudah
dipahami oleh semua
kalangan? Bagaimana performa fisik buku, menarik?
7.Tepatkah momentum kehadirannya?
8. Berhargakah untuk segera kita
baca dan atau miliki?
Agar orang lebih tertarik untuk
klik tulisan kita, sebaiknya tautan tulisan kita di dahului dengan teaser
(semacam sinopsis penggoda), seperti contoh-contoh berikut ini:
CONTOH RESENSI
Dengan banyak membaca karya orang lain kita akan menjadi lebih mudah mengasah kita dalam menulis termasuk pada resensi buku. Ada banyak keuntungan jika kita rajin menulis resensi buku. Di antaranya, di saat kita akan menulis buku akan lebih terbimbing karena sering mengkritik karya orang lain. Tentu saja, saat kita menulis buku, tak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang telah dibuat oleh penulis-penulis lain.
Menulis membutuhkan tekad
yang kuat. Dengan banyak membaca akan muncul banyak ide untuk
menulis. Jadi, yang terpenting mulai,mulai, dan mulai untuk menulis. ***
*esti sukapsih*
Terimakasih Om Jaya dan Bapak M. Anwar
Djaelani sungguh mengisnpirasi untuk menulis di media massa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar