Senin, 20 Juli 2020

Kisah Menerbitkan Buku Ajar


Pelatihan menulis bersama Om Jay ke- 19, Senin 13 Juli 2020  dengan narasumber Drs. Jumanto, M.Pd. Dia seorang guru yang ahli dibidang tulis menulis buku ajar. Selain itu, ia juga sebagai ketua PGRI Rembang Jawa Tengah.

Bagaimana perjalanan menulis buku ajar?

Jumanto sebagai seorang guru yang pada tahun 2004  mendapat tantangan dari  Prof. Dr. Sarwiji Suwandi untuk meneliti buku-buku pelajaran yang digunakan di sekolah. Dengan bimbingan Sarwiji Suwandi,akhirnya Jumanto dapat menyelesaikan tiga buku ajar untuk SMP dan lima buku ajar untuk SMA.

Satu bulan pertama Jumanto menyelesaikan satu buku ajar untuk kelas VII SMP/Mts. Buku ajar untuk  kelas VIII dapat diselesaikan dua minggu. Selanjutnya ia dapat menyusun naskah buku untuk kelas IX dan untuk SMA rata-rata dalam waktu dua minggu.

Buku-buku tersebut diajukan untuk dinilaikan ke Pusat Perbukuan. Setelah  proses penilaian buku selesai dan buku sudah mendapatkan SK penetapan, buku siap diterbitkan. Jumanto orang yang tekun, ia belajar mengedit berdasarkan catatan-catatan dari tim penilai

Berbicara masalah pendapatan, pendapatan Jumanto jauh lebih banyak daripada pendapatan seorang guru PNS.  Karena selain dari menjual naskah buku, ia  juga mendapat penghasilan menjadi seorang editor.

Tantangan baru menjadi Direktur Penerbit.

Pemerintah meluncurkan istilah BSE. Buku-buku ajar yang ditulis oleh penulis buku secara indi maupun lewat penerbit dan lulus penilaian dibeli oleh pemerintah.

Buku tersebut diberi HET. Pihak ketiga boleh mencetak buku tersebut dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah. Di masa buku BSE tersebut Jumanto mendirikan penerbitan untuk mengajukan izin mencetak  BSE.

Pengalamannya sebagai  penulis, editor, marketing, dan manager mengantarkan Jumanto menjadi direktur penerbitan buku. Meskipun sudah menjadi direktur penerbit buku, ia tetap menjalankan aktivitas tersebut  sampai sekarang. Selain itu, ia juga menjabat Ketua Badan Penerbitan PGRI Jateng dengan Penerbit PGRI Jateng Press. PGRI Jateng Press siap membantu menerbitkan buku bagi penulis pemula.

Suka duka dalam kepenulisan

Suka duka yang dialami Jumanto dalam mengemban tugas sebagai penulis, editor, marketing dan manager adalah

a. Dari menulis Buku bisa mendapatkan pendapatan pasif yang jumlahnya lebih besar dari Gaji Guru PNS selama masa kerja 30 tahun.

b. Mendapatkan reputasi dan karir.pak Jumanto masa kerja guru PNS 8 tahun sudah diangkat menjadi pengawas

c. Dengan menulis hati selalu riang yang dapat menginspirasi ketiga anak pak Jumanto untuk semangat berprestasi

d. Kadang ada beban jika meninggalkan tugas mengajar di saat harus menghadiri undangan pelatihan

e. Jarak tempuh tempat tinggal dengan kantor penerbit jauh sehingga hanya tidur rata rata sehari tiga jam.

Menulis itu mudah.

Menulislah  itu mudah. Ide ada di mana-mana. Inspirasi akan muncul sewaktu-waktu. Langsung menulis, tidak perlu dipikir terlalu dalam.  Apabila ide muncul saat kita sibuk, maka tulislah pokok pikiran utama. Tuangkan dalam bentuk outline. Outline semacam kerangka penulisan. Dengan outline akan menuntun kita dalam menulis sehingga menjadi lancer dan dapat menjaga alur tulisan kita.Jadi, outline bagi penulis sangat penting karena outline. Agar materi tulisan berkembang, maka perbanyak observasi.

Kreativitas menulis akan dipengaruhi oleh motif. Dalam falsafah Jawa, motif secara garis besar yaitu mencari jenang, mencari jeneng, dan mencaricari seneng.

Setelah  mempunyai kebiasaan menulis, kita saatnya menulis dengan arah yang khusus. Menulis untuk tujuan tertentu atau pembaca kalangan tertentu. Tulisan yang menarik yaitu tulisan yang mengikuti arah calon pembacanya. Ini sesuai dengan UU No 13 tahun 2017 tentang perbukuan.

Mengawali tulisan tergantung jenis tulisan yang akan kita susun. Misal akan menulis buku pengayaan Mapel IPA untuk anak SD kelas V. Kita harus memilih KD mana yang akan dikembangkan materinya. Misal materi tentang listrik maka buat outline buku yang berisi pengayaan materi Listrik.Menulis buku pelajaran mengacu pada KI dan KD.

Pola repetitif bermakna menggunakan bahasa yang diulang-ulang banyak ditemukan pada buku untuk anak usia 3 - 6 tahun karena biasanya anak seusia itu sangat menyukai pola tersebut.

Jadi, menulis itu mudah. Dengan diniati untuk bersungguh-sungguh, akan menghasilkan karya yang luar biasa. ***

                *esti sukapsih*

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar